Sabtu, 25 Februari 2017

Apakah Sesama Hewan Menggunakan Bahasa

1.       Apakah sesama hewan menggunakan bahasa ?
Sesama hewan pasti memiliki bahasa yang mereka gunakan hanya sesame hewan saja yang mengerti apa maksud hewan itu tersebut. Komunikasi hewan adalah perpindahan informasi pada bagian dari salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau kajian mengenai komunikasi hewan terkadang disebut Zoosemiotik ( didefinisi kan sebagai ilmu komunikasi sinyal atau semiosis pada hewan .
Komunikasi hewan adalah wilayah ilmu yang tumbuh cepat.Hewan juga biasanya berkomunikasi dengan gaya gerak isyarat dalam bentuk komunikasi terbaik yang diketahui mengikuti menampilkan bagian tubuh khusus, atau pergerakan tubuh tertentu. Terkadang hal ini terjadi dengan kombinasi, sehingga sebuah aksi pergerakan tertentu untuk memperlihatkan atau menekankan suatu bagian tubuh tertentu. Contohnya :camar hering memberikan makanan kepada anak-anaknya. Seperti kebanyakan burung camar,burung camar herring memiliki sebuah paruh berwarna cerah, kuning dengan tanda merah pada bagian rahang bawah dekat ujung paruh saat mereka kembali kesarang dengan makanan, siinduk berdiri dekat anak mereka dan membuka paruh kebawah di hadapan sianak.
Menurut Tim Lameira menemukan bahwa bunyinya si orang utan yang sangat mirip dengan bicaranya manusia orang utan tersebut diberi namaTilda hasil penangkapan dari pulau Kalimantan dan dibesarkan di dalam kandang. Ritme yang cepat sangat mirip dengan cara bicara manusia dan tampak menggabungkan vocal dan konsonan seperti suara. Hal ini merupakan dasar bagaimana kita membentuk suku kata, kata dan kalimat, kata Lameira tersebut.
Pada tahun 2014, Jarvis dan rekan-rekannya meneliti tentang  bagaimana gen muncul atau tidak dalam otak hewan yang bereda.Dalam penelitian tersebut ditemukan 50 gen yang menunjukkan pola aktivitas yang sama dipusat control bicara daripara pembelajaran vocal. Termasuk manusia, burung beo, burungberkicaudanburungkolibri.Artinyamanusiamenggunakan gen yang sama untuk berbicara dan burung dalam bernyanyi. Jarvis mengatakan bahwa hewan yang tidak dapat mempelajari suara baru seperti ayam dan monyet ekor pendek, tidak memiliki gen yang aktif yang bekerja dengan cara yang sama.

Selama ini para peneliti yakin organ vocal mereka merupakan isi utama.Saluran vocal mereka sama dengan manusia,tetapi penelitian pada abad 20 menunjukkan bahwa kotak vocal mereka bukan didapat secara turun temurun seperti milik kita. Tetapi menurut Jarvis, teori tersebut tidak benar, pada tahun 2003, para peneliti menemukan bahwa kotak suara bayi simpanse diturunkan sejak lahir, seperti manusia. Secara teoritis kotak suara mereka dapat memproduksi banyak suara yang berbeda, seperti yang kita lakukan, “ kera tidak memiliki saluran otak depan untuk mempelajari vocal atau saluran itu tidak berfungsi karena sejumlah alasan.

Fungsi dan Ragam Bahasa


FUNGSI DAN RAGAM BAHASA
A.    Definisi Bahasa
          Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri (Chaer, 2004:1).Hal ini memberi gambaran bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).Sedangkan menurut Sibarani (2004:37) Bahasa adalah bahasa sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat.Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai  sistem lambang bunyi  berartikulasi  yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional  yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai A systematic  means of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds, gestures, or mark having understood meanings. Dari dua makna umum tentang bahasa di atas,  ada persamaan yang jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi  antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan.Sebagai sebuah istilah dalam linguistic. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut tatabahasa.Sedangkan secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan.  Definisi yang diajukan Rakhmat ini tampak mencoba  merangkum pengertian umum dengan pendapat linguis. 
Istilah sisi formal yang dikemukakan  Rakhmat mirip dengan istilah sistem, sedangkan sisi fungsional  sejalan dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Pemahaman bahwa bahasa sebagai alat komunikasi, juga didukung oleh seorang sosiolinguis  bernama Ronald Wardhaugh. Ia menyatakan bahwa bahasa adalah A System of aribtrary vocal symbols used for human communicationPenggambaran yang lebih luas tentang bahasa pernah disampaikan oleh bapak linguistik modern, Ferdinan de Saussure. Ia  menjelaskan bahasa dengan menggunakan tiga istilah  yaitu langage, Langue, dan parole. Ketiga istilah dari bahasa Prancis itu dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan satu istilah saja yaitu ‘bahasa’.  Langage  adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal. Langage ini bersifat abstrak. 
Istilah langue mengacu pada sistem lambang bunyi tertentu yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu. Sedangkan parole adalah bentuk konkret langue yang digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan oleh anggota masyarakat dengan sesamanya (Chaer, 1995:39-40;  Chambers, 95:25; Verhaar,81:1).Dari sudut pandang psikologi, karena bahasa itu sebuah sistem simbol terstruktur, maka bahasa bisa dipakai sebagai alat berpikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu. Dengan melihat deretan definisi tentang bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang bahasa yang bisa kita temui. Variasi itu wajar  terjadi karena sudut pandang keilmuan mereka yang juga berbeda. Meskipun demikian,  variasi tersebut terletak pada penekanannya saja, akan tetapi hakikatnya sama.  Ada yang menekankan bahasa pada fungsi komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem,  ada pula yang memposisikan bahasa sebagai alat. Indonesia adalah Negara yang wilayahnya sangat luas dengan penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, maka pengunaan bahasa Indonesia juga beragam.

B.     Fungsi Bahasa
          Bahasa indonsia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambing identitas nasional, alat perhubungan antar warga,antar daerah, dan antar budaya. Dan alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku dan bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
1.      Lambang kebanggaan kebangsaan.
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai social budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
2.      Lambing Identitas Nasional
Bahasa Indoensia kita dijunjung samping bendera dan lambing Negara kita. Ddalam lambing fungsi ini, bahasa Indonesia haruslah memiliki identitasnya sendiri sesehingga ia searsi denngan lambing kebanggaan kita yang lain.
3.      Alat perhubungan antar warga,Antar dareah, dan Antar suku Bangsa.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan  satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman akibat perbedaan latar belakang social buadaya dan bahasa tidak perlu khawatirkan.
4.      Alat memungkinkan terlaksanakan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa yang memiliki lata belkaang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan bangsa yang bulat.

A.    Fungsi bahasa Indonesia secara khusus
1.      Sebagai bahasa kebangsaan (Nasional) ,suatu bahasa itu berfungsi sebagai berikut :
a.  lambang kebanggaan nasional yang mencerminkan  nilai social budaya masyarakatnya
b. lambang jati diri nasional yang mengekang kemasukan unsur asing kecuali yang dianggap perlu berasaskan tatacara tertentu.
c. alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar budaya dengan berbagai kepentingan.
d.                                                                                    alat perhubungan antara daerah dan antara budaya yang saling merentasi.
2.       Sebagai Bahasa Negara:
          Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat
pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan
baik, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa
Negara dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan
pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara
lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi,
yaitu:



a.    Bahasa resmi kenegaraan
b.    Bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas
c.    Bahas resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Indonesia
d.    Bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan komunikasi di Indonesia.
            Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV
sehingga telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.
Fungsi ini terdapat dalam Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara.

B.     Fungsi bahasa dalam masyarakat:
a. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
b. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
c. Alat mengidentifikasi diri.

C. Ragam Bahasa
Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.

1. Macam-macam ragam bahasa :
a.       Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
b.      Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
c.       Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
d.      Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal
e.       Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
f.       Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
g.      Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
h.      Ragam bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
i.        Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
j.        Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
       

            Macam-macam ragam bahasa yang disebutkan diatas dapat dibedakan lagi menjadi sebagai berikut :
  Berdasarkan pokok pembicaraan :
a.       Ragam bahasa undang-undang
b.      Ragam bahasa jurnalistik
c.       Ragam bahasa ilmiah
d.      Ragam bahasa sastra

Berdasarkan media pembicaraan :
    Ragam lisan yang antara lain meliputi:
a.       Ragam bahasa cakapan
b.      Ragam bahasa pidato
c.       Ragam bahasa kuliah
d.      Ragam bahasa panggung

2.Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
      a. Adanya lawan bicara
b. Terikat waktu dan ruang
c. Dapat dibantu dengan mimik muka/wajah, intonasi, dan gerakan anggota tubuh
d. Unsur-unsur dramatika biasanya dinyatakan dihilangkan atau tidak lengkap
      Ragam tulis yang antara lain meliputi:
a.       Ragam bahasa teknis
b.      Ragam bahasa undang-undang
c.       Ragam bahasa catatan
d.      Ragam bahasa surat
     
3. Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a.Tidak mengharuskan kedatangan/kehadiran pembaca
b.Diperlukan ejaan atau tanda baca Kalimat ditulis secara lengkap
c.Komunikasi resmi
d. Wacana teknis
e.Pembicaraan di depan khalayak ramai
f. Pembicaraan dengan orang yang dihormati

Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

            Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara, dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara:
a.       Ragam bahasa resmi
b.      Ragam bahasa akrab
c.       Ragam bahasa agak resmi
d.      Ragam bahasa santai, dan sebagainya



Daftar Pustaka
Agus, Ruhyadi. 2009. Diktat Kuliah Bahasa Indonesia. Bekasi
Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI.2010. Panduan EYD dan tata Bahasa Indonesia. Jakarta. Transmedia.







Rabu, 22 Februari 2017

Cinta Bahasa Indonesia

CINTA BAHASA INDONESIA


A.   Mengapa Bahasa Indonesia tidak mungkin menjadi Bahasa Internasional ?
Badan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih aktif mengampanyekan gerakan cinta bahasa Indonesia. ”Bahasa Indonesia bukan hanya dipelajari di sekolah, tetapi harus dipakai juga sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.” Bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak asing lagi di telinga kita bahwa komunitas internasional, khususnya di negara-negara tetangga. Peluang bahasa Indonesia dinilai cukup besar apabila dibandingkan dengan berbagai bahasa di Eropa. Hal itu dikemukakan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman, Selasa (15/11/2011), di Jakarta. Bahasa Indonesia adalah kebanggan bangsa Indonesia, untuk itu sebagai generasi muda Indonesia penggunaan bahasa Indonesia harus lebih diminati  lagi dengan terus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesusai kaidah-kaidahnya. Masuknya serapan asing, singkatan kata atau bahasa gaul ‘mencederai’ makna atau arti kata yang sebenarnya.
Banggalah dengan bahasa Indonesia, karena dengan begitu eksistensi bangsa semakin bersinar, sehingga mampu bersaing dan diakui oleh dunia lain. Tak hanya di Indonesia, bangsa lain pun ternyata berminat untuk belajar dan mengenal bahasa Indonesia. Australia contohnya, mereka tertarik dengan bahasa indonesia karena mengagumi budaya indonesia yang begitu indah. Sebagai warga indonesia seharusnya kita bangga dengan kekayaan leluhur kita, jadi kemungkinan bahasa indonesia nantinya dijadikan bahasa internasional bisa saja terwujud. Saya percaya bisa jadi bahasa Indonesia menjadi internasional. PBB baru menolak bahasa Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di Jerman. Beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara. Dengan semakin dikenalnya bahasa Indonesia, Prof Dr Handayani berharap kedepannya bahasa Indonesia semakin banyak dipelajari sehingga menjadi salah satu bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional. “Tidak heran kalau beberapa tahun ke depan, bahasa Indonesia akan banyak dipelajari dan menjadi bahasa internasional.”
Untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia, Kepala Badan Pusat Bahasa Kemdikbud Agus Dharma berencana menambahkan pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di setiap negara. Sejauh ini, ada 150 pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di 48 negara. ”Jumlahnya akan bertambah. Kuncinya, orang akan tertarik pada bahasa Indonesia jika tertarik pada budaya kita’’
Namun nilai-nilai bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Orang lebih suka memakai bahasa Inggris karena dianggap keren, pintar, dan unggul. Padahal, tidak juga. Penghargaan pada bahasa (Indonesia) harus mulai dari diri kita sendiri.
Dalam sejarah tertuliskan bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau, un 1808, ketika Raja Ali Haji lahi pada tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul  Bustanul Katibin, suatu tata bahasa yang normatif bahasa melayu Riau. Dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau ahmadiyah didirikan. Dalam pencetakan buku tersebut sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang telah diterbitkannya, bahasa melayu tersebar luas diseluruh kepulauan nusantara.  Meski bahasa Melayu dulu dan bahasa Indonesia kini sudah berbeda, tapi kebanggannya tetap sama karena sampai dengan saat ini bahasa indonesia masih menjadi bahasa yang mulia. Meski berasal dari  bahasa Melayu, namun bahasa indonesia punya karakteristik yang berbeda, baik dari susunan kata maupun pengucapannya. Malaysia juga terkenal dengan bahasa Melayu-nya, meski aksen dan artinya hampir mirip, bahasa indonesia lebih enak didengar dan dimengerti karena bahasa indonesia merupakan bahasa satu-satunya di dunia. Misalnya : berputar (indonesia), pusing-pusing (Malaysia) yang dalam bahasa indonesia pusing artinya adalah sakit kepala.
namun juga sebagai negara yang mulai merangkak naik untuk berperan pada dinamikan internasional. Wajar bila kemudian muncul wacana bahwa bahasa Indonesia layak untuk  menjadi bahasa Internasional. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud mengatakan bahwa tujuan pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional didukung oleh fakta bahwa banyak bangsa lain yang berminat mempelajari bahasa indonesia.  Mahsun mengatakan bahwa semakin tinggi minat warga asing mempelajari Bahasa Indonesia, berarti semakin banyak yang mengakui identitas bangsa Indonesia itu. ’’Karena bahasa adalah identitas suatu bangsa’’ katanya. Banyak tantangan yang harus dihahapi untuk mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional salah satunya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
 Namun Mahsun mengatakan, kita tidak perlu khawatir. Meski sudah ditentukan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dalam MEA, Bahasa Indonesia tetap memiliki posisi di lingkungan bahasa dunia. Di dunia ini tidak ada bahasa yang murni. Semua bahasa menyerap dari bahasa lain. Kita jangan takut untuk menyerap bahas asing ke bahasa Indonesia. Dalam diplomasi budaya justru Bahasa Indonesia juga bisa diserap oleh negara lain, jadi bahasa indonesia juga bisa menyumbangkan kosa kata bahasa didunia. Saat ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud tengah melakukan upaya untuk menambah kosa kata Bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa daerah. Hal itu dilakukan untuk memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.
Bahasa indonesia berbeda dengan bahasa asing lainnya, bahasa indonesia merupakan bahasa yang mudah karena bahasa indonesia memiliki tingkatan kata atau kalimat yang sangat mudah dimengerti.  Setiap pengucapan kata atau kalimat untuk semua situasi, meskipun terjadi kemarin, sekarang ataupun lusa, kata yang digunakan tetap sama. Prof Dr Handayani mencontohkan di Australia sekitar 500 sekolah telah mengadopsi bahasa Indonesia sebagai program studinya. Inilah alasan kuat kenapa kemungkinan bahasa Indonesia juga berpeluang menjadi bahasa internasional. Bahkan ia menambahkan saat ini hampir seluruh perguruan tinggi di ASEAN turut membuka program studi bahasa Indonesia. Baru-baru ini di salah satu perguruan tinggi di Filipina juga telah membuka program studi Bahasa Indonesia, begitu juga di Inggris.
Dalam sejarah bahasa setelah kemerdekaan tercapai, bahasa Melayu di negara tersebut mulai memerankan fungsinya sebagai bahasa negara, bahsa resmi, bahasa nasional, dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fenomena ini menunjukkan bahwa sampai saat ini bahasa Melayu, baik yang sekarang menjadi bahasa Indonesia di Indonesia, bahasa Melayu, bahasa melayu di brunei, dan bahasa di singapore, tetap berkembang dan menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi secara efektif. Bahkan, secara de facto telah berperan sebagai bahasa komunikasi luas di Asia Tenggara. Yang diperlukan adalah pengekuan dari internasional ( lewat PBB) bahwa bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang layak dipakai sebagai bahasa komunikasi internasional atau dunia. Apabila harapan ini tercapai, berarti secara de facto jure bahasa Melayu semakin mantap.
Meskipun demikian, jangan terlalu tinggi berharap bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional. Apalagi apabila bahasa Indonesia tidak dihargai di negeri sendiri seperti saat ini.  Tetapi harapan saya semoga bahasa indonesia ini terus dipakai oleh warga negara indonesia  harus dihormati dan dihargai  serta untuk seluruh negara lain, dan sehingga menjadi bahasa internasioanal.



Sumber : Arief Rachman dan Prof Dr Handayani, Selasa (15/11/2011), di Jakarta. 


                   




Selasa, 21 Februari 2017

hakekat bahasa

MAKALAH
“HAKEKAT BAHASA”

Dosen pengampuh:
Ady Saputra, M.Pd









Desi octafiani 1640605004
LOKAL A





PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana.Tujuan makalah ini pada dasarnya agar kita para mahasiswa dapat terampil dalam berkomunikasi dengan baik dan benar. Berkomunikasi yang dimaksudkan adalah berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, agar keterampilan tersebut dapat memiliki setiap para mahasiswa, kita mampu menguasai dan memiliki kosa kata yang cukup dan memadai, mengetahui ucapan, dan ejaan yang baku, mengetahui kalimat yang baku dan tepat. Hal ini semua hanya dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang modern yaitu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada keaktifan mahasiswa, baik melalui kegiatan diskusi maupun kegiatan bermain dan lain-lainnya.
Kami berterima kasih atas teman-teman yang telah bekerja sama dalam membuat makalah ini dengan tepat waktu yang telah ditentukan oleh dosen pengampuh, serta para pembaca pada umumnya yang dipelajari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa Indonesia. Kami telah berusaha untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang ada dalam makalah ini. Akan tetapi,  pengetahuan dan keterampilan penyusun sangat terbatas.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dalam mendalami dan mengembangkan bahasa indonesia.



                                                                                       Tarakan, 08 Februari 2017

                                                                                      
                                                                               Penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I   PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A.      Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.       Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C.       Tujuan Masalah....................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A.      Definisi Bahasa....................................................................................................... 2
B.       Hakekat Bahasa...................................................................................................... 2
1.        Bahasa itu adalah Sebuah Sistem.................................................................... 2
2.        Bahasa itu Berwujud Lambang....................................................................... 3
3.        Bahasa itu Berupa Bunyi................................................................................. 4
4.        Bahasa itu Bersifat Arbitrer............................................................................. 4
5.        Bahasa itu Bermakna....................................................................................... 4
6.        Bahasa itu bersifat Konsevional...................................................................... 5
7.        Bahasa itu bersifat unik................................................................................... 5
8.        Bahasa itu bersifat Universal........................................................................... 5
9.        Bahasa itu bersifat Produktif........................................................................... 5
10.    Bahasa itu Bervariasi....................................................................................... 6
11.    Bahasa itu bersifat Dinamis............................................................................. 6
12.    Bahasa itu Manusiawi...................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................... PENUTUP        7
A.      Kesimpulan............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 8









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Istilah bahasa bukanlah suatu yang asing lagi bagi kita. Bahasa merupakan salah satu identitas nasional. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional. Kemudian bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan hingga saat ini.
Bahasa selalu kita dengar, baca, atau bahkan masyarakat mengatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi secara lisan maupun tulisan. Tidak hanya itu, setiap saat dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa, baik bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Begitu seringnya kita menggunakan bahasa sampai melupakan hakekat dari bahasa itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.                  Apa itu bahasa?
2.                  Apa hakekat bahasa?

C.    Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.                  Untuk mengetahui definisi bahasa
2.                  Untuk mengetahui hakekat bahasa










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksud oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Definisi lain dari bahasa yaitu sebagai sistem lambing bunyi arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat social untuk saling berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.
                                                                                   
B.     Hakekat Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol lisan yang arbitrer dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Di dalam linguistik terdapat rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan itu dapat dijadikan poin-poin yang akan menghasilkan sejumlah ciri yang merupakan hakekat bahasa. Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa antara lain:
1.      Bahasa itu adalah Sebuah Sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi, sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secra teratur tersusun menurut pola tertentu dam membentuk satu kesatuan. Sebagai sebuah sistem, bahasa, itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri sub-sub sistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon.
2.      Bahasa itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotik, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotik dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Lambang bersifat arbiter, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.

Jenis tanda
Keterangan
Contoh
Tanda (sign)
Sesuatu yang dapat mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan ilmiah
Ada asap tandanya ada api
Lambang (simbol)
Menandai sesuatu secara tidak langsung, secara konvensional
Bendera kuning tandanya ada orang
Sinyal (signal)
Tanda yang disengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si peneriman sinyal melakukan sesuatu
Lampu lalu lintas menyala merah, semua pengendara berhenti
Gejala (sympton)
Tanda yang tidak disengaja tetapi alamiah untuk menunjukkan sesuatu akan terjadi
Badan demam tinggi merupakan gejala penyakit tipus
Gerak isyarat (gesture)
Tanda yang digunakan dengan menggunakan anggota badan.
Anggukan kepala tandanya setuju
Kode
Suatu tanda yang disepakati bersama untuk maksud tertentu
Kode rahasia petugas keamanan
Indeks
Tanda yang menunjukkan suatu yang lain.
Suatu gemuruh air tandanya ada air terjun
Ikon
Tanda yang paling mirip dengan sesuatu yang diwakilinya.
Patung pahlawan merupakan ikon pahlawan itu sendiri

3.      Bahasa itu Berupa Bunyi
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi tidak semua bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.

4.      Bahasa itu Bersifat Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan ‘’sewenang-wenang, berubah, tidak tetap, manasuka’’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang terwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut . Kenyataannya, kita tidak bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri) yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi “saran” atau “petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.

5.      Bahasa itu Bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
                        [kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang]      bermakna           bahasa
                        [dsljk], [ahgysh], [kjki], [ybewl]       tidak bermakna        bukan bahasa         

6.      Bahasa itu bersifat Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa indonesia harus mematuhinya kalau tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat.

7.      Bahasa itu Bersifat Unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, sistem lainnya.



8.      Bahasa itu Bersifat Universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada didunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.

9.      Bahasa itu Bersifat Produktif
           Bahasa bersifat produktif artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa:
       /i/-/k/-/a/-/t/           
       /k/-/i/-/t/-/a/
       /k/-/i/-/a/-/t/
       /k/-/a/-/i/-/t/

10.  Bahasa itu Bervariasi
           Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut, maka bahasa yang digunakan menjadi variasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
       Idiolek: ragam bahasa yang bersifat perorangan
       Dialeg: variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok  anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu
       Ragam: variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya ragam baku dan ragam tidak baku.

11.  Bahasa itu Bersifat Dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterkaitan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu berubah maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.

12.  Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi  binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis maka, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Bahasa bagi manusia merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain atau lawan bicara. Pikiran tersebut muncul karena adanya adaptasi atau reaksi.






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksud oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
Di dalam linguistik terdapat rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan itu dapat dijadikan poin-poin yang akan menghasilkan sejumlah ciri yang merupakan hakekat bahasa. Ciri-ciri yang merupakan hakekat bahasa terdiri dari ? sebuah sistem, bahasa itu beruwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, bahasa itu bersifat konvensional, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu manusiawi.
                                


























DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul. 2007. “Linguistik Umum”. Jakarta: Rineka Cipta.
Santoso, Sukrisno. 2009. “Resume Buku Linguistik Umum Karya Abdul Chaer”. Resume (Online) diakses pada 10 Februari 2017 di http://sastra33.blogspot.com/2011/06/linguistik-umum-22.html
Suhardi.2013.”Pengantar Linguistik  Umum”.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.